1. Klasifikasi ikan menurut ekologinya
Pengklasifikasian menurut ekologi merupakan hal yang paling memungkinkan pemilihan, penentuan dan penggunaan teknologi penangkapan tertentu guna mengeksploitasi sesuatu jenis ikan, terutama jenis – jenis ikan ekonomis penting.
a. Ikan dasar, aitu ikan – ikan yang hidup di dasar perairan atau bahkan terkadang menguburkan diri di dasar perairan tersebut.
b. Ikan dasar yang hidup di dekat dasar perairan.
c. Ikan pelagic yang hidup di antara permukaan dan dasar perairan.
Kelompok ekologis tersebut menyebabkan adanya penggolongan zona pengeksploitasian sebagai berikut :
a. Zona dasar atau \demersial hingga ketinggian 0,5 m di atas dasar perairan.
b. Zona dasar hingga ketinggian 10m di dasar perairan.
c. Zona pelagic.
Pembagian seperti ini tepat, walaupun pembagian dicirikan oleh beda bentuk atau postur tubuh ikan yang dapat di bedakan diantara ketiga zona ekololgi tersebut.
2. Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan tempat ikan berumpul dimana penangkapan ikan dapat dilakukan dengan baik dengan cirri – ciri tempat tersebut sebagai tempat pelaksanaan aktifitas penangkapan dan terdapat gerombolan ikan yang bernilai ekonomi.
Secara tradisional tentang keberadaan ikan di suatu daerah penangkapan ikan (fishing ground) dapat di ketahuhi dengan beberapa cara :
1. Berdasarkan pengalaman penangkapan sebelumnya di lokasi tersebut.
2. Melihat tanda –tanda alam.
3. Melalui percobaanpenangkapan, seperti menggunakan pancing dsb.
4. Menggunakan peralatan modern untuk pendeteksian keberadaan gerombolan ikan, seperti fish finder dan sonar.
Kalau secara Tradisional informasi yang diperoleh sebatas ada atau tidaktya suatu ikan dan relative tentang jumlah ikan yang terdapat di dalam perariran tersebut.
Ada beberapa indikasi penting yang dapat dijadikan panduan bagi penentuan suatu daerah penangkapa ikan, seperti :
1. Berdasrkan pengetahuan tentang keberadaan suatu jenis plankton tertentu.
2. Keadaan topografi dasar laut dan juga sedimen yang menyusunnya.
3. Sifat kimia air laut, suhu kejernihan air.
4. Data hasil penangkapan ikan selama beberapa tahun terhadap jenis ikan tertentu ( time series data ).
Syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan sebagai suatu daerah penangkapan ikan yang baik adalah :
1. Di daerah tersebut terdapat banyak ikan sepanjang tahun atau dalam suatu periode tertentu.
2. Alat tangkap dapat dioperasikan secara mudah tanpa ada hambatan.
3. Lokasinya tidak jauh dari pelabuhan pendaratan ikan autau dapat dijangkau dengan mudah kapal penangkapan.
4. Daerah tersebut aman dari peristiwa laut ( sprt. Angin badai dsb ) dan tidak merupakan daerah terlarang oleh peraturan atau undang – undang yang berlaku.
Agar kelestarian sumber daya hayati didalam daerah penangkapan dapat terpelihara ada beberapa cara penting perlu dilakukan :
1. Mengadakan pembatasan waktu penangkapan ikan dengan cara larang penangkapan pada waktu ikan sedang memijah atau bertelur.
2. Menggunakan alat – alat tangkap yang selektif.
3. Hindari usaha penangkapan yang menggunakan bahan peledak dan racun.
4. Hindari pencemaran lingkungan perairan.
3. Jenis – jenis daerah penangkapan ikan
a. Klasifikasi menurut spesies
- Daerah penangkapn ikan tuna, cakang, lemuru.
b. Berdasarkan jenis alat tangkap
- Daerah penangkapan longline, trwl, pole and line ( huhate ), jaring ikan.
c. Berdasarkan kedalaman perairan
- Daerah penangkapan ikan laut dalam.
- Daerah penangkapan ikan pelagis.
- Daerah penangkapan ikan pantai.
- Daerah penangkapan perairan umum.
d. Berdasarkan nama kawasan perairan penangkapan
- Daerah penangkapan Ikan Pasifik Utara.
- Daerah penangkapan Ikan Pasifik Barat.
- Daerah penangkapan Ikan Laut Cina Selatan.
- Daerah penangkapan Ikan laut Timur, Atlantik Utara.
e. Berdasarkan Pembagian kawasan laut secara umum
- Daerah penangkapan Ikan Pesisir dan Pantai.
- Daerah penangkapan Ikaan Lepas Pantai.
f. Klasifikasi daerah penangkapan ikan menurut Nomura
- Daerah Penangkapan ikan perairan dangkal selasar benua.
- Daerah Penangkapan ikan lidah arus dingin maupun panas.
- Daerah Penangkapan ikan daerah upwelling.
- Daerah Penangkapan ikan terumbu karang.
- Daerah Penangkapan ikan pasang surut.
4. Pencarian kelompok ikan
Menurut Nomura dan Yamazaki (1996), berdasarkan keberadaan serta tingkah laku burung-burung serta perubahan air laut, telah bisa di bedakan besar kecilnya kelompok ikan serta besar kecilnya ikan-ikan yang membentuk kelompok tersebut.
Indikasi adanya ikan lainya, adalah terjadinya perubahan warna air laut. Hal ini dapat pula dijadikan indikasi adanya pergerakan ikan dibawahnya.
Cara pencarian kelompok ikan lainnya juga bisa di tempuh dengan menaburkan umpan selam dalam perjalan menuju daerah penangkapan. Hal seperti ini merupakan hal yang biasa dilakukan pada perikanan tuna-cakalang.
1. Beberapa metoda menemukan kelompok ikan
Menurut ( Nomura Yamazaki, 1996 ) :
1. Berdasarkan penglihatan ( kejelian & ketajaman mata ).
2. Berdasarkan indikasi tertentu dilaut.
3. Berdasarkan uji coba penangkapan.
4. Berdasarkan Deteksi Istrumen ( fish finder )
5. Berdasarkan bantuaan kapal udara.
2. Fish finder dan sonar, alat bantu menemukan ikan
Alat untuk mendeteksi atau untuk mencari ikan dikenal dengan peralatan akustik. Peralatan ini memanfaatkan prinsip-prinsip perambatan gelombang suara fertikal didalam air. Dengan alat ini di hharapkan nelayan atau pengguna dapat dengan mudah dalam proses pencarian ikan, atau juga untuk mendeteksi kedalaman air.
Pertimbangan-pertimbangan dalam memutuskan pemakaian akustik antar lain:
1. Tidak membutuhkan banyak waktu dalam mencari daerah penangkapan ikan.
2. Ikan lebih banyak tertangkap,
3. Kedalaman perairan dapat langsung di ketahui,
4. Bahaya-bahaya bawah air dapat segera diketahui,
5. Setting alat tangkap dapat dilakukan dengan baik,
6. Dan daerah penangkapan ikan baru mudah ditemukan.
Keunggulan Metode Akustik
a. Berkecepatan tinggi ( great dpeed ), sehingga sering disebut ”quick
Asessment method”
b. Estimasi stok iakan secara langsung (direct estimation).
c. Memungkin memperoleh dan memproses data secara real time.
d. Akurasi dan ketepatan tinggi ( accuracy and precision )
e. Tidak berbehaya atau merusak karena frekuensi suara yang digunakan tidak membahayakan baik si pemakai alat maupun target / obyek survey dan dilakukan dengan jarak jauh ( remote sensing ).
f. Bisa digunakan jika dengan metode lain tidak bias / mungkin dilakukan.
5. Cara atau Taktik Mengumpulkan Ikan
1. Metode pikatan secara induktif
Metode mengumpulkan ikan ini ditempuh dengan jalan memikat ikan secara insting atau naluriah, sepontan serta selektif, sehingga memungkinkan bagi dilangsungkannya operasi pnangkapan.
a. Metode pikatan dengan bantuan umpam
Jenis pikatan dengan menggunakan umpan ini dapt dikatan metode yang paling umum, pada jenis-jenis alat tangkap perikanan Rawai atau Long Line, Huhate atau Pole and Line, Tonda atau troll Line serta jenis-jenis pancing yang di operasikan dengan tangan seperti hal pancing ulur.
b. Metode pikatan dengan bantuan pikatan atau obor
Metode piaktan yang menggunakan cahaya ini telah lama dikenal dan saat ini semakin dikembangkan. Seperti diketahui, tujuan dari penggunaan jenis pikatan ini adalah untuk mengumpulkan ikan-ikan agar berbeda dekat sumber cahaya, sehingga memungkinkan untuk dilakukan penangkapan. Umumnya tertangkap dengan menggunakan jenis pikatan seperti ini antara lain ikan Saury, jenis Makelar seperti misalnya ikan Kembung, dan tenggiri papan, jenis sardien seperti ikan lemuru, cumi-cumi dan lain sebagainya.
2. Metode mengumpulkan secara kompusif
Metode mengumpulkan ikan secara kompulsif atau paksaan ini di maksudkan untuk mengumpulkan ikan sedemikian rupa sehingga mereka dapat tertangkap. Cara yang di tempuh dapat dengan jalan memukul-mukul air, teriakan-teriakan ataupun bantuan dengan alat-alat tertentu dengan maksud mengejutkan iakan agar memasuki cakup jaring.
Adapun metode ikan ini secara umum dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Mengejuti ikan dengan bantuan berupa bentuk ataupun warna tertentu. Yang menguntungkan bagi penangkap.
b. Mengejutu ikan dengan suara-suara atau bunyi tertentu, seperti suara keributan atau kegaduhan yang ditimbulkan oleh teriakan-teriakan, pukulan-pukulan baik pada dinding kapal maupun ke air, ataupun bunyi gemerincingnya gelang-gelang besiyang ada pada alat giring-giring yang biasa digunakan pada penangkapan ikan.
Metode atau taktik mengejuti ini secara lebih lengkap tersaji pada tulusan Gunarso (1985, 1991 ) yang mengetengahkan cara ini menjadi beberapa golongan :
1. Mengejuti Berdasarkan Pendengaran
2. Mengejuti Berdasarkan Penglihatan
3. Mengejuti dengan menggunakan Arus Listrik
4. Mengejuti dengan Bahan Kimiawi.
0 komentar:
Posting Komentar